top of page
Search

Persembahan Yang Hidup

  • Zephania Yffhe
  • May 16, 2019
  • 5 min read


Hello readers!


Disini aku mau sharing apa yang sebenernya udah aku bagiin waktu di Youth Community Senayan City. Tapi karena keterbatasan waktu jadinya gak sepenuhnya tersampaikan, hehe.


Jadi sharing aku kemarin diawali dengan kesaksian aku dimana aku mengalami proses yang sangat berat di akhir 2018 sampai awal 2019. Proses yang aku alami buat aku kecewa sama Tuhan, marah sama Tuhan. Tiap hari cuma bisa nangis, cuma bisa nanya Tuhan kenapa aku bisa diproses sampai segininya. Aku mulai protes sama Tuhan, 'aku kan udah pelayanan, udah luangin banyak waktu untuk Tuhan, tapi kenapa hidup aku kayak gini-gini aja? malah makin terpuruk.'


Karena aku udah marah sama Tuhan dan aku kecewa, hal itu buat aku berdosa. Karena saat kita marah sama Tuhan, kecewa sama Tuhan, itu artinya kita tidak percaya sama Dia, dan itu adalah hal yang tidak berkenan. Dan karena itu, aku ngerasa gak layak untuk pelayanan diatas mimbar karena udah berdosa, aku pelayanan tapi hati aku gak beres. Akhirnya aku minta izin sama PIC Team Praise and Worship untuk gak pelayanan satu bulan (buat yang belum tau, aku pelayanan dibidang praise and worship). Tapi untungnya gak dibolehin (huhu, thankyou God), dan malah dikasih masukan yang buat aku mikir lagi. next weeknya, aku ngobrol lagi dengan salah satu cici (istri youth pastorku), dapat masukan juga dari si cici yang bikin aku makin ragu untuk meninggalkan pelayanan.


Dan karena aku cuma mau taat dan gak mau salah ambil langkah, aku berdoa sama Tuhan. Aku tanya sama Tuhan "Tuhan, apa yang harus aku lakuin? apa aku harus berenti pelayanan?" Tapi Tuhan jawab dengan jawaban yang 'nampar' aku lagi. Tuhan malah nanya aku balik "Kamu pelayanan karena ngejar berkat atau kamu pelayanan karena itu sebagai persembahan kamu buat Aku?". Disitu aku tersadar berarti motivasi aku saat pelayanan itu ada yang salah. Karena saat aku nuntut sama Tuhan dengan bilang "kan aku udah pelayanan" disitu berarti aku mengharapkan imbalan saat pelayanan. Abis itu aku cuma bisa nangis, minta ampun sama Tuhan dan bener-bener bikin komitmen untuk memberikan pelayanan aku sebagai persembahan yang hidup dan yang utuh untuk Tuhan. Dan yang aku dapet setelah proses ini ternyata Tuhan mau ngikis hal ini dari aku. Lewat proses yang aku alami, Tuhan mau bikin aku next level dalam hal hati saat melayani. Tuhan mau kasih aku hati yang baru. Karena tahun 2019 adalah tahun kelahiran yang baru, hal ini berbicara juga tentang hati yang baru. Dan Tuhan beneran kasih aku hati yang baru melalui proses yang aku alami ini.


Proses ini masih ada, masih berjalan, tapi karena aku udah berbalik ke Tuhan, dan aku lihat proses ini dari kacamatanya Tuhan, bukan lagi dengan mataku sendiri, aku tau kalau ada Tuhan yang megang tangan aku. Saat dihadapkan dengan kabut proses yang gelap, aku memilih untuk melihat dibalik kabut itu, bahwa ada Tuhan yang selalu menyertai aku. Aku teringat tentang kalimat "Proses kita akan selesai nanti saat kita face to face sama Tuhan" dan emang bener, hidup kita adalah proses proses dan proses, tapi setiap proses yang kita hadapi akan bawa kita ke next level.


Dan hal yang aku dapatin lagi adalah, saat kita sedang diproses, kita belajar bersyukur. karena disaat proses lah kita belajar dan kita mengerti apa arti dari bersyukur yang sesungguhnya. Bersyukur dalam keaadan yang seneng-seneng mah gampang bilang 'makasih Tuhan, Kau baik". Tapi dalam proses, bisakah kita bilang "Terima kasih Tuhan atas proses ini"? let me tell you, susah. tapi justru saat itulah kita belajar untuk mengucap syukur dengan sungguh-sungguh.


Dan hal ini berlaku buat semua orang. Bukan cuma yang pelayanan aja, tapi buat semua yang udah tahu firman Tuhan. Hidup kita adalah persembahan yang hidup. Bukan cuma sekedar nyanyian kita, bukan sekedar angkat tangan saat youth service atau ibadah, tapi keseharian kita juga merupakan persembahan kita yang hidup untuk Tuhan.




Persembahan kita ke Tuhan itu ada tiga, yaitu persembahan pujian penyembahan, persembahan harta dan persembahan yang hidup. Ketiga persembahan ini adalah satu dan gak bisa dipisahkan. Apa yang kita bawa saat kita datang ke Tuhan? apa yang kita bawa saat kita ibadah hari sabtu atau minggu? apakah yang kita bawa adalah hidup kita yang gak kudus? apakah yang kita bawa perkataan kita yang sia-sia? pikiran-pikiran kita yang dari dunia?


Persembahan yang hidup bicara juga tentang kehidupan kita sehari-hari. Bukan hanya sabtu minggu saat gereja, bukan hanya saat ada acara-acara besar, hari-hari khusus seperti natal, paskah. No. Persembahan hidup itu ya hidup kita. Senin sampai jumat, bukan cuma sabtu minggu. Tuhan udah kasih seluruh hidupnya ke kita, tapi kok kita cuma kasih setengah dari hidup kita? atau bahkan seperempat dari hidup kita?


Sering gak sih saat kita lagi ibadah di gereja, tapi kok gak ngerasain hadirat Tuhan? kok kayak ibadahnya biasa-biasa aja? tapi ngeliat kanan kiri kok kayak semuanya bisa ngerasain Tuhan, kok aku nggak? Trus dengan enaknya kita nyalahin worship leader yang ada di mimbar 'ah ini wl nya gak ngangkat nih', 'ah wl nya salah milih lagu nih'. padahal bukan karena itu, padahal itu semua karena kita sendiri.


Salah satu alasan kenapa hal itu bisa terjadi ya karena kita masih dihalangin dosa-dosa kita. Masih ada tembok-tembok yang menghalangi perjumpaan kita dengan Tuhan. Kenapa nyalahin team praise and worship? emangnya perjumpaan kita ditentukan oleh team pw? emangnya kita bisa ngerasain Tuhan tergantung lagu yang dibawain? no. Kita gak bisa bergantung pada itu. Karena tujuan utama kita ke gereja adalah ya untuk menikmati hadirat Tuhan, yang sebenarnya kita bisa nikmatin tiap hari, saat kita dateng ke Tuhan. Tapi gimana kalo tiap hari aja kita jarang ketemu Tuhan dan diam di hadirat Tuhan? trs ngeluh kalau lagi ibadah gak ngerasain Tuhan?


Oleh sebab itu, penting sekali jaga hati dan api Tuhan yang ada pada kita. Karena sekali api itu padam, rasanya gak enak banget. Persembahan yang hidup juga bicara hubungan kita sama Tuhan. Kita punya hubungan gak sama Tuhan diluar hari sabtu atau minggu? kita bangun hubungan gak sama Tuhan sehabis selesai ibadah? karena hubungan sama Tuhan lebih dari pujian dan penyembahan kita saat di gereja, hubungan kita sama Tuhan lebih dari seberapa rajinnya kita ke gereja. Tapi hubungan kita sama Tuhan itu dari hati ke hati dan hari ke hari. Non-stop. Karena kasih Dia ke kita juga non-stop. Tuhan gak hanya lihat nyanyianmu, Tuhan gak hanya liat kerajinanmu, tapi Tuhan juga lihat hati kita, sikap kita, karakter kita, cara bergaul kita, cara bicara kita, seluruh aspek hidup kita dilihat Tuhan, karena seluruh aspek hidup kita itu campur tangan dan milik Tuhan.


Jangan sampai ibadah sabtu atau minggu, atau ibadah saat event besar itu udah cukup buat kita. Karena emang itu sebenarnya gak cukup, kita harus menjadi pribadi yang gak pernah puas sama hadirat Tuhan, yang rindu terus diam dihadirat Tuhan, yang kesenangannya hanya ketemu Tuhan. Karena Tuhan juga rindu sama kita, karena Tuhan adalah sosok Bapa yang selalu ingin dekat anak-Nya. Dan, saat kita membangun hubungan terus dengan Tuhan, semakin dalam juga kita mengenal Dia. Jangan sampai saat nanti saat kita ketemu Tuhan, Tuhan bilang, "Aku tidak mengenal kamu" karena selama kita dibumi kita gak pernah bangun hubungan sama Tuhan. wah itu serem banget, guys. Jangan jadi sosok yang munafik dihadapan Allah. Ini berlaku untuk semua orang. Bukan cuma pelayan-pelayan Tuhan digereja, bukan cuma Pendeta, tapi SEMUA orang yang percaya kepada-Nya.


"Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" - Matius 7:23





Dari pengalaman dan teguran Tuhan ini lah aku belajar banget tentang artinya persembahan yang hidup. Aku belajar banget tentang bagaimana hidupku ini adalah suatu persembahan yang seharusnya 100% dikasih buat Tuhan. Pelayanan hanyalah salah satu cara aku mempersembahkan hidupku. Tapi selebihnya, keseharian aku, sikap hati aku, karakter, pikiran, perbuatan aku, semuanya haruslah aku perhatikan, harus sejalan dengan segala perintah Tuhan, dan aku lakukan sebagaimana aku melakukannya untuk Tuhan, bukan untuk manusia.


"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." - Kolose 3:23

 
 
 

Comments


© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

SUBSCRIBE VIA EMAIL

bottom of page